Sampit, Kotawaringin Timur – SAMPITTV.com: Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengadakan kegiatan advokasi dan sosialisasi adaptasi kurikulum pendidikan inklusif untuk sekolah dasar di wilayah Kabupaten Kotim. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan kepala sekolah dan Koordinator Wilayah Pendidikan (K3S) dari 17 kecamatan se-Kotawaringin Timur.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar (Kabid PSD) Dinas Pendidikan Kotim, Yolanda lolita Fenisia S.STP .Msi Kasi Kurikulum SD Dinas Pendidikan Kotim Muh Aqbar Mpd serta narasumber dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Kalimantan Tengah, Dapy Fajar Raharjo, M.Pd., yang juga berperan sebagai Widyaprada Ahli Madya dan PIC PDM 12. Yolanda Lonita Fenisia, S.STP., M.Si. yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kotim, membuka acara tersebut secara resmi.
Dalam sambutannya, Kadis Pendidikan Kotim, Muh Irfansyah, SH., M.Si., menyampaikan bahwa guru merupakan garda terdepan dalam implementasi pendidikan inklusif. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pelatihan dan pendampingan yang memadai kepada para guru, agar mereka siap menghadapi tantangan dalam mengajar peserta didik dengan kebutuhan khusus.
“Pendidikan inklusif adalah hak semua anak, tanpa terkecuali. Kita harus memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang. Guru harus dipersiapkan dengan baik agar mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan ramah bagi semua peserta didik,” tegasnya.
Muh Irfansyah juga mengingatkan bahwa sesuai dengan Permendikbudristek, peningkatan kompetensi guru dalam pendidikan inklusif adalah salah satu prioritas utama. Harapannya, para kepala sekolah dapat menjadi agen perubahan yang mendorong terciptanya pendidikan inklusif di lingkungan sekolah masing-masing.
Sementara itu, Dapy Fajar Raharjo dalam paparannya menjelaskan berbagai strategi dan adaptasi kurikulum yang dapat diterapkan untuk mendukung pendidikan inklusif di sekolah dasar. Menurutnya, guru perlu memahami karakteristik setiap peserta didik serta menerapkan metode pengajaran yang variatif agar kebutuhan belajar setiap anak dapat terpenuhi.
“Adaptasi kurikulum tidak hanya mengenai perubahan materi ajar, tetapi juga metode pembelajaran, evaluasi, serta pendekatan psikologis yang tepat. Semua itu perlu dipahami dan diimplementasikan oleh para guru,” ujar Dapy.
Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 50 kepala sekolah dari 17 kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur. Para peserta sangat antusias mengikuti sesi diskusi dan pemaparan materi. Diharapkan, setelah mengikuti kegiatan ini, para kepala sekolah dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dan mendorong implementasi pendidikan inklusif di sekolah-sekolah mereka.
Acara ini merupakan bagian dari komitmen Dinas Pendidikan Kotim dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan berkeadilan bagi seluruh anak di Kabupaten Kotawaringin Timur.
(Ayu Budiyanto)