Siaran Sampit TV 24 Jam

Setahun Prabowo-Gibran, PP KMHDI Soroti Lesunya Pertumbuhan Ekonomi

SAMPITTV.COM – Memasuki satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PP KMHDI) menyoroti kinerja ekonomi nasional yang dinilai belum menunjukkan geliat signifikan.

Kebijakan efisiensi anggaran yang dijalankan pemerintah disebut menjadi salah satu faktor utama yang membuat sektor riil melambat dan daya beli masyarakat menurun.

“Selama ini, sektor riil banyak bergantung pada aliran dana pemerintah. Ketika terjadi efisiensi dan transfer ke daerah dipangkas, perputaran ekonomi masyarakat otomatis melemah,” ujar Ketua Umum PP KMHDI Wayan Darmawan, Senin (13/10/2025).

 

 

Foto :ketua umum PP KMHDI WAYAN DARMAWAN

Ia menjelaskan, kebijakan efisiensi anggaran telah menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi. Sejumlah proyek pembangunan mengalami penundaan, sementara belanja pemerintah yang biasanya menjadi stimulus ekonomi, kini terbatas.

Baca juga Artikel ini :   Anggota Satgas TMMD Ke 120 Angkut Bahan Material Kayu Menggunakan Mobil Dinas

Di samping itu, kebijakan pemerintah pusat memotong dana transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp50,59 triliun pada tahun 2025 berdampak langsung pada kemampuan fiskal pemerintah daerah.

Akibatnya beberapa daerah kemudian memilih untuk menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai langkah menutup kekurangan pendapatan. Hal ini berimplikasi pada beban rakyat yang bertambah

“Pemangkasan dana transfer membuat daerah kehilangan ruang fiskal. Akibatnya, pajak lokal seperti PBB dinaikkan. Ini jelas menekan masyarakat kelas bawah dan pelaku usaha kecil,” jelas Darmawan.

Foto : suasana di perbangkan perputaran uang menurun

Menurut Darmawan, banyak pelaku usaha mikro dan kecil yang mengandalkan proyek pemerintah kini kehilangan pesanan, sehingga berdampak pada penurunan omzet dan penghasilan pekerja harian.

Baca juga Artikel ini :   Pidato Bupati Kotawaringin Timur Pada Acara Peringatan HUT Ke 72 Kabupaten Kotawaringin Timur

“Dari kontraktor lokal, tukang bangunan, sampai pedagang bahan bangunan, semua terkena efeknya. Efisiensi di atas kertas berubah menjadi perlambatan ekonomi di bawah,” ujarnya.

Gencarnya upaya pemerintah melakukan efisiensi ini justru kontradiktif dengan langkah yang dilakukan. Darmawan mengatakan pembentukan kementerian atau badan baru justru memperlebar struktur birokrasi sehingga menjadikan kabinet semakin gemuk dan beban anggaran bertambah.

“Pemerintah berbicara efisiensi, tetapi di sisi lain menambah pos-pos baru di kabinet. Ini menimbulkan paradoks kebijakan yang membingungkan publik. Kalau betul ingin efisien, mestinya dilakukan perampingan struktur dan optimalisasi lembaga yang sudah ada,” ujarnya.

Menurut Darmawan, pembentukan badan atau kementerian baru tidak hanya menambah beban anggaran operasional, tetapi juga menimbulkan tumpang tindih kewenangan antarinstansi. Kondisi ini, katanya, berpotensi menghambat kinerja dan memperlambat implementasi kebijakan publik.

Baca juga Artikel ini :   Satgas TMMD Ke 123 Kodim 1015/Sampit Bantu Warga Memasang Keramba

Fato : pergerakan daya beli rakyat menurun yv dirasakan di pasar tradisional

“Efisiensi seharusnya bukan hanya soal memangkas anggaran, tetapi bagaimana memastikan birokrasi bekerja cepat, tepat, dan tidak boros,” tegasnya.

Untuk itu, PP KMHDI mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap kebijakan efisiensi anggaran, agar tidak mengorbankan sektor produktif yang menjadi sumber penghidupan masyarakat.

“Kami tidak menolak efisiensi, tapi efisiensi harus tepat sasaran. Jangan sampai justru memukul ekonomi rakyat. Pemerintah perlu menyeimbangkan stabilitas fiskal dengan keberlanjutan ekonomi,” tegas Darmawan.